Wednesday, December 16, 2015

What's On Pasar Atom, the Underground Market in Pasar Baru




Dahulu nama Pasar Atom terkenal di beberapa kota besar di era tahun 80-an. Di Surabaya, Pekanbaru, Jakarta dan beberapa kota lainnya, pasar Atom yang merupakan pasar tradisional, mensupply dan menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari.

Pasar Atom Jakarta terletak di area komersil Pasar Baru.
Namanya terdengar 'serem', karena konotasinya berhubungan dengan bom atom. Apa lagi lokasi pasar yang berada di bawah, seakan-akan ada di bawah tanah, sehingga terdengar menjadi lebih 'misterius'.

Pasar ini sebenarnya tidak seseram namanya. Apa lagi setelah di renovasi. Letaknya yang berada di bawah (basement) gedung Metro, menyebabkan pedagang di situ juga menyebut pasar ini "pasar bawah tanah".

Dua tahu lalu, Agustus 2013, saya mencoba berkunjung ke pasar Atom ini.

Untuk menemukan pasar ini tidak terlalu sulit. Bila kita memasuki kawasan Pasar Baru dari arah Jalan DR Sutomo, jalan saja terus menuju Utara, menuju ujung koridor Pasar Baru yang berada dekat gerbang Jl. Samanhudi. Gedung Metro Atom ada di sebelah kanan berada di belakang deretan pedagang kaki lima yang berjualan sepanjang koridor Pasar Baru. Pintu masuk Pasar Atom ada di belakang pedagang kaki lima itu. Posisinya agak tersembunyi, karena hanya merupakan tangga yang turun ke bawah. (Gbr. peta lokasi menyusul).
Kalau bingung tanya saja ke pedagang di sekitar situ, dimana letak "pasar bawah tanah".


Setelah turun beberapa anak tangga, di bagian depan pasar ini banyak dipenuhi oleh petak kios-kios penjahit pakaian. Mereka menerima jasa menjahitkan pakaian dan permak baju atau celana. Kadang juga terlihat beberapa pelanggan menunggu permak pakaian mereka.



Agak masuk lebih ke dalam lagi, kita bisa menemukan 1 atau 2 kios service jam. Dengan hanya diterangi lampu neon seadanya mereka terbiasa untuk men-service jam yang rusak.

Masuk ke lorong lebih dalam lagi, kita masih bisa menemukan beberapa kios penjahit pakian. Kios-kios tersebut banyak yang tutup mejelang dan sesudah hari Raya Lebaran.







Di ujung petak-petak kios, kita bisa menemukan beberapa pedagang yang menjual jajanan pasar seperti kue mangkok, bakpia dan lain-lain. Petak kios klontong yang lain juga terlihat menjajakan kebutuhan harian seperti gula, susu, mentega dan kopi. Mereka menjual biji kopi asli yang mereka giling sendiri.




Setelah melewati ujung petak-petak kios terakhir, bentuk pasar berubah menjadi pedagang los, yang menjual bumbu seharian, ikan kering, sayuran, ikan dan daging. Pembagian zona los-los terlihat jelas berdasarkan jenis jualan yang mereka dagangkan.
Dibagian paling depan, kita bisa menemukan pedagang mie dan pecel. Saya menyempatkan untuk sarapan di warung mie tersebut.





Ujung paling belakang adalah zona basah tempat pedagang berjualan daging dan ikan segar. Semua ikan dan daging yang dijual terlihat fresh dan segar. Di bagian penjualan ikan, mereka juga menjual cumi, udang dan jenis ikan yang lain.



Berkunjung ke Pasar Atom kali itu merupakan pengalaman tersendiri. Bisa bertemu dengan pedagang-pedagang yang ramah-ramah, mengobrol dengan mereka kadang dengan sedikit bercanda.
Sebagai catatan, di bagian paling belakang pasar ini terdapat pos keamanan lingkungan. Ada baiknya 'kulonuwun' dengan aparat keamanan setempat. Walau buat saya keramahtamahan pedagang di sana sebenarnya sudah lebih mencerminkan kalau mereka 'welcome' dengan kehadiran saya.

Banyak subyek foto yang bisa di-explore di pasar ini. Buat saya selain tukang service jam yang sedang bekerja, subyek yang paling menarik pada saat kunjungan itu adalah penjahit pakaian dengan mesin jahit mereka yang terlihat 'old fashion' dan unik.
Beberapa Tips & Trick: Low Light, Low Angle and Manual Focus Photo saya coba untuk menghasilkan foto seperti di bawah ini. Di lain kesempatan saya akan coba mengulas bagaimana pendekatan street photography dari sudut pandang saya.

Selamat berkunjung ke Pasar Atom.





Sunday, January 18, 2015

One Fine Car Free Day with Analog Camera

Jakarta nowaday has a regular event every Sunday, the Jakarta Car Free Day.
Government of Jakarta has been trying to control air pollution. Half day since the morning until noon, every car do not alloy enter along the way Sudirman street, the main road in Jakarta.

On the last December, I got an opportunity to come and took some pictures by my analog camera Nikon FM2 with Fujifilm C200 film.
Many people do cycling, running, walking and doing anything a long that street. 
And also many of street food seller and many kind of transportations I found there.

Please enjoy +Sambodo