Sehari sebelum memberikan guiding mengenai fotografi ke beberapa fotografer Jambi di Kampung Seberang, bersama 3 rekan lainnya kami menyempatkan diri untuk berkunjung dan melihat Kampung Seberang.
Disebut Kampung Seberang karena memang letaknya di seberang kota Jambi. Dipisahkan oleh Sungai Batang Hari.
Untuk menyeberang ke Kampung Seberang dari Kota Jambi atau sebaliknya, masyarakat Jambi memiliki alternatif berjalan melalui Jembatan Gentala Arasy atau menyebrangi sungai menggunakan perahu bermotor tunggal atau yang biasa disebut ketek oleh masyarakat setempat.
Lokasi tempat penyeberangan dengan ketek dapat ditemui di pasar Angso Duo atau di bawah jembatan Gentala Arasy atau Tanggo Rajo. Dan hari itu saya dan teman-teman di Jambi memilih menyeberang melalui tempat kedua.
Setelah tawar-menawar kami memilih ketek yang cukup untuk dimuati 4 orang dengan bapak tua sebagai pengemudinya.
Perjalanan dengan ketek dari Kota Jambi ke Kampung Seberang hanya ditempuh dalam waktu kurang dari 10 menit.
Sesampai di Kampung Seberang banyak dijumpai rumah panggung kayu. Semua rumah terlihat indah. Konon kabarnya kenapa rumah di Kampung Seberang ini berarsitektur panggung karena dahulu daerah ini sering banjir dan memenuhi perkampungan tersebut.
Di beberapa rumah di bagian bawahnya masih terlihat tersimpan perahu di sana.
Sesaat berjalan menyusuri selasar perumahan panggung, tiba-tiba jalan saya terhenti ketika melihat jauh ke dalam rumah. Duduk seorang nenek sendiri termenung melihat keluar dari pintu kamarnya langsung menatap ke arah saya.
Pelan-pelan saya mengucapkan salam kepada tuan rumah, dan lalu muncul ibu paruh baya. Kemudian saya meminta ijin kepada ibu itu untuk memotret ibu tua yang ternyata adalah ibu beliau.
Si ibu muda bercerita kalau ibunya sedang sakit dan hanya bisa terduduk di kamar. Semoga ibu cepat sembuh ya. Terima kasih saya sudah diberikan kesempatan untuk memotret beliau.
Menyusuri selasar di antara rumah-rumah panggung kayu, banyak menemui mata-mata jenaka yang mengawasi. Seakan-akan mereka 'curiga' makhluk apa gerangan yang ada di bawah sana yang mengarahkan sesuatu ke arah mereka. Lalu bercengkrama dengan anak-anak Kampung Seberang yang selalu ceria dan selalu penasaran dengan keingintahuan mereka tentang kamera.
Masyarakat Kampung Seberang menyambut pendatangan dengan keramahan mereka.
Beberapa memang terlihat penasaran dengan aktivitas fotografi dan cenderung tertutup awalnya.
Tetapi setelah menyapa, mereka juga akan membalas sapaan kita dengan ramah.
Seorang bapak tua yang awalnya duduk berbincang dengan istrinya di beranda rumah mereka saya ajak ngobrol. Kemudian saya meminta ijin beliau untuk memotret beliau di tangga depan rumah beliau. Dengan ramahnya beliau berpose dan membiarkan saya untuk memotret beliau.
Di Kampung Seberang juga terdapat ibu pengrajin loyang panggangan roti. Secara terampil menggunakan perkakas menciptakan loyang-loyang pesanan.
Kemudian kami menuju rumah bapak pengrajin jaring ikan. Bapak ini disela kesibukan keseharian beliau bekerja memperbaiki jaring ikan. Membantu masyarakt nelayan setempat untuk memperbaiki jaring ikan mereka yang rusak. Si bapak mempersilahkan kami masuk ke dalam ke bagian belakang rumah beliau untuk melihat proses perbaikan jala / jaring ikan.
Lokasi selanjutnya mengunjungi Madrasah Nurul Iman. Salah satu madrasah tertua di Kampung Seberang yang kononnya berdiri sejak tahun 1915.
Dan tujuan akhir kami adalah ke salah satu rumah Pengrajin batik Jambi yang memang banyak tersebar di sana. Melihat proses batik tulis dikerjakan dengan sangat teliti.
Menjelang maghrib kami pun kembali ke Kota Jambi menggunakan ketek. Dan beristirahat menikmati senja perlahan menyapu Kota Jambi. Di seberang Sungai Batang Hari, kejauhan terlihat Kampung Seberang perlahan diselimuti gelapnya malam.
Semoga suatu saat saya bisa kembali lagi ke Kampung Seberang.
If you want to go there please contact: (will added soon)
Shooting Date: 26 April 2019
Camera Model Name: #CanonEOSR
Foto-foto fotografer lainnya di Instagram bisa dilihat di link Lets Shoot Jambi with Canon